Kecelakaan Gedung Sekolah Pesantren di Sidoarjo

Kecelakaan Gedung Sekolah Pesantren di Sidoarjo – Pada akhir September 2025, sebuah tragedi terjadi di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Saat itu, para santri sedang melaksanakan sholat ashar ketika tiba-tiba bangunan sekolah yang mereka gunakan runtuh.

Beberapa saksi mata menyebutkan, sebelum ambruk terdengar suara retakan di bagian dinding. Hanya dalam hitungan detik, bangunan roboh dan menimpa para santri yang berada di dalamnya. Banyak siswa tidak sempat menyelamatkan diri karena peristiwa berlangsung sangat cepat.

Tim dari BPBD Sidoarjo, polisi, TNI, dan relawan segera datang untuk melakukan evakuasi. Proses pencarian korban berlangsung hingga malam hari dengan bantuan alat berat dan tenaga warga sekitar.

Hingga laporan terakhir, tiga orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka-luka, dan beberapa masih tertimbun reruntuhan saat evakuasi awal dilakukan. Pemerintah daerah langsung menetapkan status tanggap darurat untuk memastikan korban mendapat penanganan medis dan bantuan cepat.

Dampak dan Tindak Lanjut

Runtuhnya bangunan ini menimbulkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Beberapa dampak yang terlihat jelas antara lain:

  • Korban jiwa dan luka-luka: puluhan santri harus dirawat di rumah sakit.

  • Trauma psikologis: banyak santri yang selamat mengalami ketakutan dan shock setelah melihat langsung peristiwa ini.

  • Kegiatan belajar terhenti: gedung utama tidak lagi bisa dipakai. Pemerintah berencana memindahkan aktivitas belajar ke sekolah terdekat atau gedung sementara.

Muncul dugaan bahwa penyebab runtuhnya bangunan adalah kondisi gedung yang sudah tua dan rapuh. Beberapa pengamat menilai, standar keamanan gedung pesantren masih kurang terpantau karena banyak dikelola secara mandiri tanpa pemeriksaan rutin.

Kasus ini juga mengingatkan publik bahwa keselamatan sekolah harus menjadi prioritas utama. Tidak sedikit peristiwa serupa pernah terjadi di daerah lain, ketika gedung sekolah roboh akibat usia bangunan, kualitas material yang buruk, atau kurangnya perawatan.

Pemerintah daerah dan Kementerian Pendidikan diminta segera melakukan audit bangunan sekolah di seluruh Jawa Timur, bahkan di seluruh Indonesia, agar kejadian serupa tidak terulang. Selain itu, perlu ada pendampingan psikologis bagi para santri yang selamat agar mereka bisa kembali belajar dengan tenang.

Kesimpulan

Kecelakaan gedung sekolah pesantren di Sidoarjo menjadi peringatan serius tentang pentingnya keselamatan lingkungan pendidikan. Tiga nyawa melayang dan puluhan siswa terluka adalah bukti bahwa pengawasan terhadap kualitas bangunan masih lemah.

Pemerintah, pengelola pesantren, dan masyarakat harus bekerja sama memastikan setiap sekolah aman untuk digunakan. Pendidikan tidak hanya soal kurikulum dan pengajaran, tetapi juga soal menyediakan tempat belajar yang layak dan terlindungi.

Musibah ini menyisakan duka, namun semoga juga menjadi pelajaran berharga agar ke depan tidak ada lagi siswa yang menjadi korban karena kelalaian terhadap keselamatan gedung sekolah.

Scroll to Top