
Donald Trump Kritik PBB: Apa Dampaknya bagi Politik Global? – Pidato Donald Trump di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2025 kembali mengguncang panggung politik internasional. Dalam kesempatan itu, Trump yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat mengkritik habis PBB sebagai lembaga “gagal, korup, dan tidak relevan”. Ia juga menyinggung isu imigrasi, transisi energi hijau, hingga kebijakan internasional yang menurutnya lebih banyak merugikan ketimbang menguntungkan.
Kritik keras tersebut menimbulkan berbagai reaksi dari pemimpin dunia. Sebagian negara menganggap ucapan Trump sebagai bentuk keberanian dalam menyuarakan kegagalan sistem multilateral. Namun, tidak sedikit pula yang menilai pidato itu sebagai ancaman bagi stabilitas politik global dan melemahkan upaya kerja sama internasional yang sudah lama dibangun.
Lantas, apa sebenarnya isi kritik Trump? Dan bagaimana dampaknya bagi dinamika politik global ke depan?
Isi Kritik Donald Trump terhadap PBB
Donald Trump bukanlah sosok asing dalam mengkritik lembaga multilateral. Bahkan saat masa jabatan pertamanya sebagai presiden, ia sempat menarik Amerika Serikat dari beberapa perjanjian internasional. Kini, kritik yang ia sampaikan kembali memunculkan pertanyaan besar mengenai arah politik luar negeri AS.
1. PBB Dinilai Tidak Efektif
Trump menyebut PBB sebagai organisasi yang “tidak bergigi” karena gagal mencegah konflik bersenjata di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah, Ukraina, dan Afrika. Menurutnya, meskipun banyak resolusi dikeluarkan, nyatanya PBB jarang berhasil menegakkan perdamaian.
2. Kritik terhadap Biaya dan Korupsi
Trump menyinggung dana besar yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk mendukung PBB. Ia menuduh adanya praktik pemborosan, bahkan korupsi, yang membuat kinerja lembaga tersebut tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Isu Imigrasi dan Kedaulatan Negara
Salah satu sorotan utama Trump adalah soal imigrasi. Ia menolak kebijakan internasional yang dianggap mendorong migrasi besar-besaran tanpa memperhatikan keamanan dan ekonomi negara tujuan. Trump menekankan bahwa kedaulatan nasional harus diutamakan dibanding kesepakatan global.
4. Energi Hijau dan Perubahan Iklim
Trump juga mengkritik keras transisi energi hijau yang banyak didorong PBB. Menurutnya, kebijakan itu hanya menguntungkan sebagian negara tertentu, sementara Amerika Serikat justru terbebani. Ia menegaskan kembali pentingnya penggunaan energi fosil demi pertumbuhan ekonomi.
Dampak Kritik Trump bagi Politik Global
Pidato Trump tidak hanya berhenti sebagai pernyataan kontroversial, tetapi juga memiliki potensi besar memengaruhi arah politik global. Reaksi dari berbagai negara menunjukkan bahwa dunia kini terbelah antara yang mendukung visi Trump dan yang menentangnya.
1. Perubahan Hubungan Multilateral
Kritik Trump bisa memperlemah posisi PBB sebagai forum utama diplomasi global. Jika Amerika Serikat mulai mengurangi kontribusi dana atau bahkan keluar dari beberapa inisiatif internasional, legitimasi PBB akan semakin dipertanyakan. Hal ini bisa memicu munculnya forum alternatif di luar PBB.
2. Penguatan Politik Nasionalisme
Seruan Trump tentang kedaulatan negara bisa memperkuat tren politik nasionalisme di berbagai belahan dunia. Negara-negara yang selama ini merasa “dirugikan” oleh kesepakatan global mungkin akan mengikuti jejak AS dengan menolak aturan internasional.
3. Ketegangan dalam Isu Perubahan Iklim
Salah satu dampak paling jelas adalah pada isu perubahan iklim. Jika Amerika Serikat menarik diri dari komitmen energi hijau, negara-negara lain mungkin akan kehilangan salah satu mitra utama dalam upaya melawan krisis iklim. Hal ini bisa memperlambat pencapaian target global.
4. Polarisasi Politik Dunia
Pidato Trump memperlihatkan adanya polarisasi baru di dunia: antara negara yang tetap mendukung multilateralisme dan mereka yang memilih jalur nasionalis. Polarisasi ini bisa memperumit kerja sama global dalam menghadapi isu-isu besar seperti keamanan, perdagangan, hingga kesehatan.
5. Reaksi Negara Lain
-
Eropa: sebagian besar negara Eropa menolak keras pandangan Trump, terutama terkait energi hijau.
-
Rusia dan beberapa negara Asia: justru cenderung melihat kritik itu sebagai peluang memperlemah dominasi Barat di PBB.
-
Negara berkembang: berada di posisi sulit, karena mereka membutuhkan dukungan internasional namun juga ingin menjaga kedaulatan masing-masing.
Kesimpulan
Pidato Donald Trump yang mengkritik PBB bukanlah sekadar retorika politik, melainkan sinyal penting mengenai arah baru kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dengan menyebut PBB sebagai lembaga gagal dan tidak relevan, Trump membuka kemungkinan terjadinya perubahan besar dalam hubungan internasional.
Dampak dari kritik tersebut berpotensi luas: mulai dari melemahnya peran PBB, menguatnya tren nasionalisme, hingga melambatnya kerja sama global dalam menghadapi isu perubahan iklim. Dunia kini dihadapkan pada pilihan sulit: tetap berpegang pada multilateralisme yang selama ini menjadi fondasi, atau mengikuti arus nasionalisme yang semakin kuat.
Satu hal yang pasti, kritik Trump menegaskan bahwa politik global ke depan akan semakin penuh ketidakpastian. Negara-negara harus siap menghadapi dinamika baru, di mana kerja sama internasional tidak lagi bisa dianggap sebagai sesuatu yang pasti, melainkan sebuah tantangan yang membutuhkan strategi lebih cerdas dan fleksibel.