Perang Rusia-Ukraina: Operasi Jaring Laba-laba

Perang Rusia-Ukraina: Operasi Jaring Laba-laba – Pada 1 Juni 2025, Ukraina melancarkan serangan besar-besaran yang dikenal sebagai “Operasi Jaring Laba-laba” terhadap lima pangkalan udara strategis Rusia. Operasi ini menandai tonggak penting dalam strategi perang modern, di mana teknologi drone digunakan untuk melakukan serangan presisi tinggi dengan biaya relatif rendah.


Latar Belakang Operasi

Operasi Jaring Laba-laba merupakan serangan pesawat nirawak (drone) yang dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) jauh ke dalam wilayah Rusia. Serangan terkoordinasi ini menargetkan aset Penerbangan Jarak Jauh Angkatan Udara Rusia di lima pangkalan udara: Belaya, Dyagilevo, Ivanovo Severny, Olenya, dan Ukrainka. Sebanyak 117 drone digunakan dalam serangan ini, yang merupakan serangan pesawat nirawak terbesar terhadap pangkalan udara Rusia pada saat itu. Menurut keterangan pejabat Ukraina, serangan tersebut telah menghancurkan sejumlah 40 pesawat. Pihak Rusia mengonfirmasi bahwa serangan tersebut benar terjadi. Operasi ini dikenal karena jangkauan geografisnya dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang meliputi lima oblast pada lima zona waktu Rusia, terutama serangan terhadap Pangkalan Udara Belaya di Siberia Timur, yang berjarak sekitar 4.300 km dari Ukraina. Wikipedia


Strategi dan Taktik yang Digunakan

Keunikan dari operasi ini terletak pada metode peluncuran drone yang tidak konvensional. Drone-drone tersebut diselundupkan ke dalam Rusia melalui truk yang menyamar sebagai kontainer kayu biasa. Setelah berada di dalam wilayah Rusia, drone diluncurkan dari dalam truk tersebut, menghindari deteksi dari sistem pertahanan udara Rusia. Setiap drone dilengkapi dengan peledak dan dikendalikan dari jarak jauh oleh operator di Ukraina. Serangan ini berhasil menghancurkan sekitar 10 hingga 13 pesawat militer Rusia dan merusak lebih dari 40 pesawat lainnya.


Dampak dan Reaksi Internasional

Serangan ini memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan militer Rusia, khususnya dalam hal serangan jarak jauh. Sebagai respons, Rusia mengumumkan status darurat di beberapa pangkalan udara dan meningkatkan pengamanan di wilayah-wilayah strategis. Di sisi lain, komunitas internasional memberikan perhatian besar terhadap operasi ini, dengan beberapa negara mengecam tindakan Ukraina sebagai eskalasi konflik, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk perlawanan yang sah terhadap agresi Rusia.


Kesimpulan

Operasi Jaring Laba-laba menandai tonggak penting dalam strategi perang modern, di mana teknologi drone digunakan untuk melakukan serangan presisi tinggi dengan biaya relatif rendah. Serangan ini tidak hanya mengubah dinamika perang Rusia-Ukraina, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi negara-negara lain dalam hal strategi militer dan penggunaan teknologi dalam konflik. Ke depan, penting bagi komunitas internasional untuk terus memantau perkembangan ini dan mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini.

Scroll to Top